Tuesday, December 16, 2014

Revisi, Dospem, dan Proposal



Hampir 1 semester ini mahasiswa/i TMP pada dibikin sibuk sama yang namanya revisi, ketemu dosen pembimbing (dospem), serta yg namanya PROPOSAL!!!

Wajarlah namanya juga udah mau Praktik Kerja Lapangan (PKL), wisuda, dan nikah (kalau udah siap sih sebenarnya). entah kenapa belakangan ini gw bangga jadi mahasiswa TMP, selain karena PK kami PKLnya pada diluar dari bogor dan perusahaan kami sebagian besanyar pada perkebunan BUMN dan swasta nasional/asing. Gw sendiri Insya Allah akan magang di perkebunan milik PT Sampoerna Agro Tbk bersama dengan 15 orang lainnya. 

Makanya menjelang PKL kami puas-puasin dulu buat main (wajarlah namanya mau PKL 3.5 bulan) dan jika waktu berangkat PKL telah tiba kami telah siap untuk memulai semua kegiatan disana.PKL sendiri akan dilaksanakan dari 9 Februari 2015 sampai 18 Mei 2015. Untuklokasinya sih masih menunggu konfirmasi dari pihak SA dulu. Akhir kata semoga semuanya berjalan dengan lancar. Amin

Sunday, October 5, 2014

Selamat Hari Raya Idul Adha 1435 H



"Mohon maaf lahir dan batin"
Mungkin hal itu yang akan kita dengar setiap hari raya datang. Masalahnya sekarang, orang lebih senang mengirimkan broadcast via IM seperti BBM, Line, dll daripada bertatap muka.Wajar jika masalah jarak yang jadi permasalahan, nah jika masih dalam satu kota ini bagaimana? Yah intinya sih antara niat atau gak. Rasanya lebih mantap jika bisa langsung ngucapin ke orangnya :)

Selain masalah BC yang bejibun masuknya. Ada dilema lain yang selalu dijumpai ketika hari raya, yaitu tidak dapat berkumpul dengan keluarga dan ini dapat dijumpai oleh orang-orang yang merantau, termasuk gw. Paling yang bisa dilakuin cuma ngumpul bareng teman. Yah apapun sikonnya gw masih bisa bersyukur. Gw masih bisa hidup dengan normal walau jauh dari keluarga dan sebagai gantinya gw punya keluarga gw sendiri di Bogor ini :)

Selamat Hari Raya Idul Adha!

Saturday, September 6, 2014

Tingkat Akhir

Tepat seminggu sejak memasuki awal perkuliahan di tingkat akhir. Gak terasa waktu cepat berlalu dan sebentar lagi akan memasuki PKL dan segera sidang. 

Disaat seperti ini gak terlalu penting lagi yg namanya sikut-sikutan buat nyari nilai. Justru yang menjadi point penting adalah bagaimana kita menikmati masa ini tanpa melupakan akademik dan juga saling menjaga hubungan baik. Karena gak akan ada yang tau apa yang akan terjadi di depan, bisa saja yang menjadi saingan kita akan menjadi teman yang akan menolong kita.

So far di semester ini gw perdana menjadi mahasiswa kelas B. Memang sih kelas dan suasana belajar yang baru tapi tetap yang ditemuin wajah-wajah veteran itu lagi itu lagi. Jadi inti dari semester ini : "STUDY HARD, PLAY HARD" 

By Pieter Umaya, @ salah satu perkampungan di tengah Kota Bogor

Wednesday, June 25, 2014

Cerita Kami Di Gunung Gede, Mana Cerita Kalian?

Gak lama setelah pendakian pertama gw dan teman-teman ke Gunung Gede, Akhirnya kami kembali melakukan pendakian selanjutnya. Perjalanan yg dilakukan pada 15/06/2014 ini bukan perjalanan biasa karena kami berada dalam group yg lebih besar yaitu 14 orang. Rencana awalnya yg akan pergi adalah 15 orang, tapi 1 orang gagal ikut dikarenakan kesibukannya yg memang gak bisa ditunggu-tunggu. Sebenarnya keberangkatan kami ini bukan disaat libur panjang atau bagaimana, kami pergi  disaat pertengahan UAS semester 4, berhubung kami cukup jenuh dengan UAS dan juga mengingat sebentar lagi kami akan pulang ke daerah masing-masing jadi gak ada salahnya kami menikmati keindahan alam Jawa Barat sejenak.

Perjalanan pulang-pergi kami menggunakan mobil pick-up. Sebenarnya kami gak merencanakan dari awal, tapi berhubung yg ada cuma itu yaudah kami nikmati saja yg penting kami bisa sampe dgn selamat. Sebenarnya diantara kami ada yg berencana membawa motor, tapi berhubung jalur pulang kami berbeda dengan jalur pergi jadi hal itu cukup sulit untuk dilaksanakan. Kami berangkat dengan jalur Cibodas sedangkan kami akan turun dengan jalur Gunung Putri karena jalur itu lebih cepat dan juga memiliki pemandangan yg lebih indah daripada kembali turun ke Cibodas. Kami memulai perjalanan dari jam 05.00 am dan seperti biasa selalu diawali dengan doa. Sepanjang perjalanan kami banyak mengambil foto karena memang sebagian yg pergi pada saat itu merupakan pengalaman pertama ke Gunung Gede. Perjalanan kami cukup banyak terhambat dikarenakan kami memang harus menunggu teman yg kelelahan karena itu memang komitmen dari awal kami, ditambah 3 cewe diperjalanan ini sebut saja Rindi a.k.a Boreg, Desi, dan juga Regina yg merupakan teman dika dari Bandung menambah lama perjalanan ini. Hasilnya kami baru sampe puncak bayangan disaat jam 05.00 pm (± 12 jam perjalanan) dan harus mendirikan tenda-tenda karena sikon teman yg kelelahan dan hujan lebat yg datang sejak di Air Panas karena kami gak mau diantara kami ada yg terkena hipotermia.


Besok pagi kami dapat menikmati indahnya pemandangan dari puncak bayangan dan kami bersyukur pada hari itu cuaca cukup cerah. Dengan semangat yg semakin, kami segera menurunkan tenda dan segera memulai perjalanan  ke puncak Gunung Gede yg sudah ada di depan mata kami. Selain itu sejak awal kami memang memberi semangat kepada Desi agar mampu sampe puncak. Akhirnya setelah sampe puncak, beruntung cuaca saat itu sangat cerah karena kami juga bisa melihat dengan jelas puncak Gunung Salak dari tempat kami. Setelah berfoto kami segera turun ke Suryakencana untuk memasak dan juga menjemur pakaian yg basah. Sebenarnya suhu disana sangat panas tapi kita gak akan merasakannya karena angin dingin yg lebih banyak, kita hanya akan sadar panasnya ketika kembali ke Bogor karena kami merasakan iritasi dan juga ganti kulit pada tempat yg terpapar sinar cukup lama. Jam 01.00 pm kami segera turun via Gunung Putri dimana kita harus berjalan melewati Suryakencana dan diujung jalan kita akan disuguhi lautan awan yg sangat indah. Sekitar jam 04.30 pm kita telah sampe dibawah dan mengisi perut sebelum kembali ke Bogor. Walaupun perjalanan ke Bogor diisi dengan hujan lebat sejak di daerah Puncak, tapi kami menikmati kebersamaan saat itu dan kami semakin belajar arti dari tolong menolong. Intinya, setelah liburan semester 4 ini kami akan berencana lagi untuk naik ke gunung-gunung selanjutnnya. Ini cerita kami, mana cerita kalian? J
















Friday, May 23, 2014

Gunung Gede, 2958 mdpl

Rabu 21 Mei 2014 05.00 am, gw (Pieter) beserta 5 teman yang lain sebut saja Aldy, Fikar, Muazin, Mora, dan Noval berangkat dari kota Bogor ke Gunung Gede demi satu tujuan yaitu melihat Sunrise dan Sunset dari puncak 2958 mdpl.

Dengan jumlah motor yang kurang dan memprediksikan di perjalanan bakalan capek akhirnya gw dan fikar memutuskan untuk “back-packeraan” menuju kaki Gunung Gede. Awalnya kami naik angkot 09 dari depan kampus IPB Cilibende dan kemudian turun di depan mall Elos. Disana kita melanjutkan lagi dengan angkot biru yang menuju Cisarua. Setelah sampe di persimpangan Cibodas kami pun berkumpul lagi untuk mengisi energi lagi. Kemudian dari persimpangan Cibodas Aldy & Fikar melanjutkan perjalanan dengan angkot kuning menuju kantor Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango untuk melakukan pendaftaran.

Awalnya kami sempat ragu apakah bisa naik atau gak karena biasanya untuk naik ke Gunung Gede-Pangrango kita harus mendaftarkan diri dulu via online atau ke kantornya H-7 sebelu keberangkatan. Tapi berhubung kami naik bukan pada hari libur atau weekend kami pun bisa langsung naik.

Kami naik menuju Gunung Gede dari jalur Cibodas karena jalur ini dianggap lebih bersahabat daripada dari jalur Gunung Putri. Tepat jam 10.30 am, setelah berdoa bersama kami memulai perjalanan dan kami berhenti di pos pertama untuk mengisi form dan melanjutkan perjalanan. Kami juga sempat berhenti untuk menikmati kesegaran dan keindahan air terjun Cibeureum. Setelah SANGAT CAPEK berjalan dan juga membawa carrier akhirnya kami bisa sampe di puncak walau sedikit telat dalam melihat sunset.

Perjalanan menuju puncak dilewati selama 7 jam, hal itu dikarenakan kami cukup banyak beristirahat untuk duduk,minum dan memakan cemilan (Baca : air putih dan gula jawa) dan juga 5 orang dari kelompok kami merupakan newbie yang naik ke Gede termasuk gw. Malamnya setelah mendirikan tenda kami pun makan malam dan segera beristirahat. Jam 04.00 am kami udah bangun untuk prepare melihat sunrise dan juga menikmati minuman hangat untuk angetin badan karena saat itu suhu bisa mencapai 10˚C atau kadang lebih dingin lagi.

Finally yang ditunggu datang juga, kamis 22 Mei 2014. Maha karya ciptaan-Nya yang sangat indah yaitu matahari yang terbit dari puncak Gunung Gede. Dari atas sana kami bisa melihat kawah dibawah beserta puncak lainnya dan juga kami telah berhasil berdiri “di atas awan”. Dari puncak kami juga masih bisa melihat Jakarta dan Bogor beserta kota lain di sekitar gunung tersebut karena Gunung Gede-Pangrango penyuplai air untuk kawasan JABODETABEK.

Sekitar jam 08.00 am kami turun ke alun-alun suryakencana untuk melihat bunga edelweiss dan juga mengambil air guna untuk dikonsumsi. Perjalanan mengambil  air bisa habis dalam waktu 1 jam PP (Pulang-Pergi) karena memang perjalanannya cukup terjal dan agak jauh. Namun semua akan terbayarkan dengan keindahan lereng bukit dan bunga-bunga edelweiss. Setelah itu kami kembali keatas untuk makandan kembali beristirahat untuk prepare turun lagi kebawah. Perjalanan balik dihabiskan dalam 5 jam karena memang barang untuk konsumsi yang lebih sedikit dan juga karena jalannya menurun otomatis kita akan mengikuti gravitasi jadi langkah akan semakin lebih ringan.

Jam 17.00 pm kami telah sampai di pos pertama dan kami pun akhirnya kembali menginjakkan kaki di kaki gunung. Kami pun akhirnya kembali ke kota Bogor walaupun dimalam itu hujan lebat melanda Bogor dan sekitarnya. Thanks God for you favor, and next time I’ll go to another beautiful places and I promise make it happen! Amin.














Thursday, May 1, 2014

Target Semester 4 Yg Harus Kelar

Target gw semester ini gak ribet dan gak banyak tapi gak mudah diwujudkan : Ningkatin IPK dan dapet beasiwa (harus bisa) AMIN! O:)

Sunday, March 16, 2014

#MelawanAsap



Sepertinya negara tercinta kita ini gak pernah kehabisan bencana buat dijadikan trending topics. Di awal tahun 2014 saja, Indonesia sudah diramaikan dengan berbagai bencana seperti meletusnya Gunung Kelud, banjir bandang, Gunung Sinabung dan yang paling gress di bulan maret adalah kebakaran hutan (lagi) yang terjadi di Riau dan berdampak sangat luas ke provinsi di sekitarnya seperti Jambi dan Sumatera Barat.

Baiklah gw gak akan membahas tentang Gunung Kelud walaupun sempat membuat adik gw gagal terbang ke semarang atau Gunung Sinabung yang erupsinya berlangsung lebih 4 bulan. Disini gw akan membahas tentang kebakaran yang terjadi di Riau. Bencana ini sempat menjadi trending topics di Twitter dengan hastag #DaruratAsap dan #MelawanAsap 

Sebagai anak yang lahir dan sempat bersekolah di Riau, Pekanbaru. Gw sangat sedih melihat situasi dan kondisi yang terjadi. Bagaimana nggak, kualitas udara di kota-kota di Riau sempat memasuki status SANGAT BERBAHAYA yang dapat diketahui dari indikator kualitas udara. Alat indikator seperti ini (gw gak tau namanya apa) sebetulnya memiliki fungsi yang sangat baik selain untuk mengetahui kualitas udara di daerah tersebut dan juga sebagai indikator dari pencemaran udara. Tidak seperti indikator kulitas udara di kota-kota lain yang asal ada namun gak ada fungsinya seperti di kota Bogor (Di depan DPRD Kota Bogor) atau di kota Padang, Indikator udara di kota Pekanbaru memang benar-benar berfungsi dan yg gw tau kota pekanbaru memang punya hal itu sejak gw kecil dan sampe sekarang masih berfungsi. Kalau menurut gw ini wajar karena Pekanbaru dan sekitarnya memang udah sering mengalami kebakaran hutan jadi kota ini wajib ada alat seperti ini.

Menurut antaranews.com ,Data terbaru yang dihimpun hingga kini kebakaran luasnya sudah mencapai 7.972 hektare. Kebakaran tersebar di beberapa daerah seperti Kabupaten Bengkalis, Rokan Hilir, Pelalawan, Indragiri Hulu, Siak, Kepulauan Meranti, Kampar, dan Kota Dumai. Kebakaran paling luas berada di Kabupaten Bengkalis yang mencapai 3.513 ha dan Kepulauan Meranti 2.648 ha.Berdasarkan data BMKG Pekanbaru, pantauan satelit Terra & Aqua pada Minggu pagi menunjukkan ada 98 titik panas di Pulau Sumatera yang seluruhnya berada di Riau. 

Upaya yang dilakukan guna memadamkan titik api antara lain menurunkan dua helikopter bantuan perusahaan untuk menjatuhkan bom air di daerah Cagar Biosfer Giam Siak Kecil, Bengkalis. Satu helikopter diperkirakan mampu menjatuhkan 1.000 liter air, dan dari darat akan dibantu pemadaman oleh 180 pasukan TNI AD. Proses pemadaman api menurut Sutopo didukung penuh oleh 2500 personil TNI yang dikirim dari Jakarta yang terdiri dari 2 batalyon dari TNI AD, 1 batalyon TNI AU dan 1 batalyon TNI AL untuk memperkuat pasukan kewilayahan di Riau dalam pemadaman titik api dan mempersempit ruang gerak para pembakar dan ilegal logging.

Dengan parahnya kondisi yang menimpa saudara dan keluarga kita di Riau, Jambi, dan Sumatera Barat. Pak SBY dan media lainnya justru sempat-sempatnya sibuk dengan kasus hilangnya Malaysia Airlines yang sudah hilang lebih dari seminggu dan walaupun udah dibantu kurang lebih 10 negara namun juga gak ketemu juga sampe tulisan ini dibuat. Dan hal ini juga membuat kekecewaan di mata masyarakat termasuk gw. Ini ibaratnya "menganak tirikan anak sendiri". Dan hal ini juga disampaikan oleh Pak SBY bahwa dia mendapatkan banyak laporan dan bullyan di sosial media.

Menurut VOA Indonesia, sabtu (15/3/2014), Presiden bertolak ke Pekanbaru Riau untuk melihat langsung situasi kota yang diselimuti kabut asap, serta memastikan operasi tanggap darurat bencana asap berjalan efektif. Rencana awalnya presiden akan mendarat di BIM (Bandara Internasional Minangkabau) kota Padang dan baru berangkat ke kota Pekanbaru. Namun hal itu gagal dikarenakan jarak pandang yang terbatas akhirnya Presiden dan rombongan landing di Batam dan dari sana langsung ke Bandara SSK II (Bandara Sultan Syarif Kasim II) Kota Pekanbaru . Setelah meninjau langsung lokasi kebakaran, Pak SBY mengatakan bahwa ini kejahatan yang dilakukan oleh oknum baik secara individu atau kelompok. 

Sementara itu Juru Bicara Kepolisian Daerah Riau Ajun Komisaris Besar Polisi Guntur Aryo Tejo mengatakan Polda Riau hingga kini telah menahan 48 orang tersangka pembakaran hutan dan lahan. Serta kebakaran Yang terbesar tejadi di kawasan PT Surya Agro Mandiri. Sementara beberapa kasus lainnya tengah diselidiki sampai sekarang.

Dari musibah ini kita dapat belajar bahwa walaupun tidak merusak secara infrastruktur seperti gempa atau banjir bandang, namun kebakaran hutan bisa lebih berbahaya karena efek dari asap ini dapat berlangsung selama 10 tahun (termasuk gangguan pada pernafasan) dan efeknya bisa menyebar sangat luas ke provinsi di sekitarnya. Contohnya saja ke tempat orang tua gw tinggal di Kota Padang, Kalau dilihat dari letak kota yang sudah berada di pinggiran pantai barat sumatera yang juga terkena dampak dari kebakaran ini, jelas kita dapat mengetahui seberapa parah asap di kota-kota seperti Pekanbaru dan sekitarnya. Selain itu, kerugian akibat dari kebakaran ini telah ditaksir mencapai lebih dari 10 triliun rupiah.

Dan sebagai mahasiswa Perkebunan, gw sangat miris melihat kondisi ini. Kebakaran yang terjadi di Riau ini di indikasi merupakan aktivitas oknum dalam membuka lahan untuk perkebunan dimana perkebunan kita seperti Kelapa Sawit itu sudah menjadi pemberi devisa tertinggi untuk sektor perkebunan/kehutanan kita. Memang cara membuka lahan sudah SANGAT DILARANG karena memang mencemari lingkungan, namun kecepatan waktu dan penggunaan tenaga kerja yang lebih sedikit membutakan para pemilik perkebunan dan bukan berarti orang-orang besar tidak mengetahui hal kotor ini.

Bagaimana pun juga, kita harus mendoakan supaya saudara dan keluarga kita yang mendapatkan dampak dari kebakaran ini dapat segera melewati ini semua  dan semoga titik-titik api yang ada dapat segera padam. Amin