Sekarang ini kita mengenal beberapa ujian, ada UTS, UAS, maupun Ujian Pratikum (dan masih banyak ujian lainnya).
Beberapa universitas pasti memiliki persentasi nilai tersendiri buat dikumulatifkan menjadi IP pada nantinya, contohnya saja di kampus gw dimana nilai UTS atau UAS yg diambil 20% - 40%.
Banyak yg menganggap bahwa ujian itu jauh lebih berpengaruh daripada perkuliahan itu sendiri. Akibatnya banyak dari kita yg terkadang sengat malas buat pergi ke kampus buat kuliah namun memiliki semangat 45 buat pergi ujian.
Padahal kalau dipikir lagi, gak ada ruginya kalau kita fokus juga dengan perkuliahan kita. Misalnya kita tau bahwa yg masuk adalah dosen gak mentolelir mahasiswanya yg telat, sudah seharusnya kita pergi kuliah lebih cepat dari biasanya. Atau saat kuliah dosennya wajib nyuruh bawa modul kuliah mau gak mau ya harus dibawa walau kita tau bahwa beratnya modul itu sama kayak beratnya barbel (dan terkadang lebih berat lagi).
Sebetulnya permintaan aneh dosen itu gak bermaksud menyusahkan kuliah kita melainkan meringankan kita waktu ujian nanti. Kalau di perkuliahan kita sudah fokus maka kita gak perlu lagi belajar sampai pagi sebelum ujian, selain bikin ngantuk pas ujian justru kebiasaan ini bisa berdampak negatif bagi kesehatan kita sendiri.
Namun, yg mungkin bikin kesal adalah kita sudah fokus buat kuliah dan ternyata pas ujian banyak materi yg berasal dari pratikum!
Bukan bermaksud menyepelekan pratikum, tapi biasanya kalau ujian materi yg diambil merupakan materi kuliah tapi yg keluar malah banyak dari pratikumnya. ini salah siapa?
Dan inilah yg gw rasakan beberapa waktu lalu saat UTS matkul Botani Umum.
Sebagai mahasiswa yg cukup baik gw selalu berusaha fokus pas kuliah agar pas UTS gak harus kayak dikejar Pol PP buat ngafal. Dan ternyata soal essay maupun pilihan ganda yg keluar malah nama latin dan sejenisnya yg notabene nya materi pas pratikum.
Dan efeknya pun dapat dilihat di kebanyakan teman gw. Setelah UTSnya berakhir mereka dan tentunya gw keluar dengan jidat yg sudah shine bright like a diamond.
Dan ternyata benar, mereka pun juga hanya mempelajari slide dan catatan pas kuliah, hanya segelintir dari mereka yg beruntung yg juga mendalami modul pratikum.
Kalau kasusnya udah kayak itu biasanya kita akan bertanya ke dosen untuk me review ujian - ujian itu. Nah, saat seperti ini akan ada 3 tipe dosen yg akan menjawab pertanyaan kita, yaitu :
1.Dosen Lupa Ingatan
Bisa dibilang tipe dosen ini awalnya sangat aktif dan care dengan mahasiswanya namun setelah ujian kita bisa menilai sendiri kredibilitas dosen yg satu ini.
Biasanya dosen seperti ini akan menjawab kayak ini ; " Kok bisa berbeda ya? Padahal seharusnya sesuai dengan kisi-kisi yg saya berikan... " .
Dosen seperti ini gak agak bisa memberikan jawaban yg memuaskan.
2.Dosen "mana open awak"
Mana open awak merupakan bahasa medan yg berarti "gw gak peduli" .Dosen seperti ini biasanya dosen killer yg tegas banget pas ngajar, jangankan nanya tentang ujian, pas kuliah mungkin perlu 2X buat mikir.
Biasanya dosen seperti ini akan menjawab seperti ini waktu ditanya tentang ujian yg jauh dari prediksi ; " Kenapa anda malah menanyakan kepada saya? Seharusnya anda sebagai mahasiswa lebih aktif lagi jadi gak cuma mengandalkan slide buat kuliah, bla... bla... bla... "
Gw kasih saran buat segera permisi meninggalkan dosen ini.
3. Dosen Open Minded
Dosen seperti ini yg menjadi impian setiap mahasiswa namun faktanya sangat sedikit dosen yg seperti ini lagi. Selain baik dan materi yg diajarkan cenderung mampu diserap otak dosen ini juga sering mendengarkan aspirasi mahasiswa.
Biasanya kalau kita nanya dosen ini akan menjawab seperti ini ; " Baiklah saya akan menanyakan kembali ke yang buat soal dan setelah itu kita harus belajar lebih biar ujian selanjutnya lebih baik lagi".
Walaupun pada akhirnya kita dituntut buat lebih rajin lagi tapi entah enzim apa yg membuat kita merasa lebih ringan buat menghadapi hal itu.
Karena itu setiap kesalahan yg terjadi pas kuliah maupun ujian kita gak bisa menyalahkan siapapun karena secara tidak langsung ada 3 peraturan yg berlaku di kampus. yaitu :
1. Mahasiswa selalu salah
2. Dosen Selalu benar
3. Apabila dosen melakukan kesalahan, peraturan dikembalikan ke nomer 2
Kalau ibarat meme comic seperti kasus dibawah ini
Jadi begini sista dan agan, mahasiswa yg sudah rajin kuliahnya saja masih banyak yg anjlok pas ujian karena kesalahan seperti yg diatas, apalagi yg gak rajin kan? bisa hancur tuh IP.
Dosen yg bisa menolong pun udah gak diharapkan lagi saat ini. Entah karena perkembangan zaman yg menuntut itu atau udah sedikit dosen yg gak ingat perjuangan mereka waktu mereka juga kuliah dulu.
Makanya, kita harus fokus tidak hanya pas ujian tapi juga pas kuliah. semakin balance kita menjalani keduanya semakin maksimal IP yg bisa diperoleh. Namun jangan terlalu dipikir sampai dibawa tidur nanti bisa depresi gan! :D
No comments:
Post a Comment